Jakarta, GEN FINANCE – Rakhmat tak menduga kalau dirinya bakal sering melintasi Tol Jagorawi (Jakarta–Bogor–Ciawi) seperti saat ini.
Bekerja di sebuah Lembaga kemanusian asal Turki di Indonesia, membuat dirinya kerap menemani tamu-tamu dari Turki untuk mengunjungi sejumlah tempat wisata di Indonesia.
“Sering, sering banget, apalagi ada tamu dari Turki itu kita ke Bogor. Dalam sebulan ini aja sudah berkali-kali kayaknya,” katanya kepada genmedianetwork.com belum lama ini.
Meskipun kerap bolak balik menyetir Jakarta-Puncak, tapi Rakhmat tak sedikit pun merasa lelah. Pasalnya, dari kantornya yang berlokasi di Tangerang, perjalanan ke Puncak mudah dan cepat dilaluinya.
Cepatnya perjalanan pria yang kini menginjak kepala tiga ini disebabkan oleh adanya Tol Jagorawi yang dikelola oleh PT Jasa Marga.
“Masuk dari Bintaro-Jakarta lurus ke Cawang-Jagorawi, udah keluar di Bogor,” katanya membenarkan.
Berdasarkan pengukuran di Google Maps, Tangerang-Puncak Bogor dengan menggunakan jalan tol saat weekend bisa ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam 40 menit. Akan tetapi, jika menggunakan jalanan biasa (tanpa tol), waktu tempuh membutuhkan waktu 1 jam lebih lama.
Sebagai informasi, mengutip laman resmi BPJT PIPR, tol di Indonesia dimulai sejak tahun 1978 dengan dioperasikannya Tol Jagorawi. Tol sepanjang 59 kilometer ini menghubungkan kawasan Jakarta, Bogor dan Ciawi. Sementara itu, Jasa Marga menyebut bahwa dioperasikannya Tol Jagorawi menjadi salah satu tonggak sejarah kelahiran PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Saat ini, Tol Jagorawi telah tersambung dengan berbagai ruas jalan tol lain seperti Jalan Tol Dalam Kota, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta hingga Bogor Ring Road.
Terus Berinovasi dan Tak Cepat Berpuas Diri
Meski menjadi tonggak sejarah dimulainya pengoperasian tol di Indonesia, Tol Jagorawi dan PT Jasa Marga tak lantas cepat berpuas diri. PT Jasa Marga terus berusaha melakukan inovasi pelayanan operasional untuk mewujudkan perjalanan yang aman dan nyaman bagi para penggunanya.
Di antara inovasi yang dilakukan Jasa Marga ialah rencana penerapan Sistem Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF), salah satunya di Tol Jagorawi.
Tak hanya itu saja, Jasa Marga melalui PT Jasamarga Related Business (JMRB) juga telah menjalin kerja sama dengan Omega Hotel Management (OHM) untuk membangun fasilitas inap di rest area Tol Trans Jawa.
“Dengan adanya Peraturan Menteri PUPR tersebut, kualitas pelayanan bagi pengguna jalan tol dapat lebih ditingkatkan, karena rest area dapat dikembangkan dengan menambah fasilitas penunjang berupa sentra bisnis lokal atau daerah, area logistik, kawasan industri, hingga destinasi penunjang wisata, termasuk fasilitas inap,” ujar Direktur Utama PT JMRB Cahyo Satrio Prakoso dalam keterangan resmi perusahaan, dikutip Jumat, 10 Maret 2023.
Jasa Marga memang terbilang salah satu pengelola tol yang gencar melakukan inovasi dalam pelayanannya. Dalam ulang tahunnya yang ke-43, Jasa Marga merilis aplikasi Travoy (Travel With Comfort and Joy) 3.0, aplikasi asisten digital yang bisa membuat perjalanan di jalan tol menjadi lebih aman dan nyaman.
“Travoy 3.0 bertransformasi dengan penambahan fitur-fitur baru untuk menjawab kebutuhan pengguna jalan, seperti fitur layanan Panic Shake yang dapat digunakan ketika membutuhkan bantuan darurat dari petugas operasional jalan tol. Selain itu, memesan derek juga jauh lebih mudah karena terdapat fitur Derek Online untuk pemesanan derek hingga pemantauan progres laporan dan lokasi derek secara real time di aplikasi yang saat ini masih terbatas untuk digunakan di wilayah Jabotabek,” ujar Operation & Maintenance Management Group Head Jasa Marga Atika Dara Prahita, dikutip dari situs Jasa Marga, Jumat, 10 Maret 2023.
Selain aplikasi Travoy 3.0, dari catatan penulis, sedikitnya ada 8 inovasi lagi yang dilakukan Jasa Marga yaitu One Call Center 14080, Weigh in Motion, Hawkeye, Jasa Marga Toll Road Command Center, Let in Flo, Rest Area Monitoring System, Internet of Things Laboratory dan Green Toll Road.
Inovasi Jasa Marga dalam hal pelayanan tol ini mendapat respon positif dari masyarakat. Sebut saja Rakhmat, yang mengatakan pembayaran tol nirsentuh akan semakin mempermudah perjalanannya di mana tak ada lagi antrean saat masuk ataupun keluar tol.
“Bagus itu bagus, (tidak bagus) kecuali kalau portalnya masih buka tutup, ya tetap aja, ” ujar Rakhmat yang menginginkan jalur pembayaran nirsentuh menjadi jalur sendiri atau dengan kata lain tidak dicampur dengan sistem pembayaran lainnya.
Dukungan dari masyarakat terkait inovasi tol Jasa Marga khususnya di bidang pembayaran tol nirsentuh dan fasilitas inap dikuatkan oleh pengamat transportasi sekaligus pendiri Instran (Institut Studi Transportasi), Darmaningtyas.